Simbol Maori dan Maknanya

  • Bagikan Ini
Stephen Reese

    Di masa lalu, orang-orang Maori di Selandia Baru tidak memiliki bahasa tertulis, tetapi mereka mampu mencatat sejarah, kepercayaan, legenda, dan nilai-nilai spiritual mereka dengan menggunakan simbol-simbol. Simbol-simbol ini telah menjadi komponen utama dari budaya Maori dan sama populernya seperti sebelumnya. Simbol-simbol ini digunakan dalam perhiasan, karya seni, tato, dan ukiran pounamu. Setiap simbol memiliki makna, yang didasarkan pada simbol utama mereka.Berikut ini daftar simbol Maori yang paling populer dan interpretasinya.

    Koru (Spiral)

    The koru Koru berasal dari pelepah pakis, semak asli Selandia Baru. Secara umum, simbol ini melambangkan ketenangan, kedamaian, pertumbuhan, regenerasi, dan permulaan baru. Selain itu, koru diasosiasikan dengan pengasuhan. Ketika saling bertautan dengan simbol lain, koru dapat melambangkan kemurnian dan kekuatan suatu hubungan.

    Dalam seni tato Ta Moko, seniman menggunakan simbol koru untuk mewakili silsilah dan keturunan. Alasannya adalah karena koru dianggap memiliki karakteristik manusia, seperti tubuh, kepala, leher, dan mata. Karena makna ini, desain koru tunggal atau ganda diyakini melambangkan keturunan (whakapapa).

    Terakhir, koru juga menggambarkan hubungan antara suami dan istri atau orang tua dan anak.

    Pikorua (Twist)

    Pikorua Menurut salah satu teori, orang Maori mulai mengukir simbol ini ketika orang Eropa menjajah Selandia Baru, dan alat-alat yang diperlukan diperkenalkan.

    Secara umum, pikorua dianggap sebagai simbol keabadian yang utama karena pikorua mewakili banyak jalan kehidupan. Selain itu, pikorua juga melambangkan ikatan yang kuat antara dua orang. Sebagai contoh, satu putaran, adalah simbol kesetiaan, persahabatan, dan cinta yang kuat karena tidak memiliki titik akhir.

    Sedangkan untuk pelintiran ganda dan rangkap tiga, memiliki makna yang sama dengan pelintiran tunggal. Perbedaannya adalah, bahwa pelintiran ganda dan rangkap tiga mengacu pada penggabungan dua atau lebih orang atau budaya.

    Toki (Adze)

    Toki atau adze adalah alat yang berharga bagi orang Maori. Secara spesifik, ini adalah bilah yang dibuat untuk dua tujuan. Yang pertama adalah bilah yang tebal, yang digunakan untuk mengukir waka (sampan) dan memotong pohon untuk benteng-benteng Pahs. Yang kedua adalah toki poutangata (kapak hiasan atau upacara), yang hanya dipegang oleh para kepala suku yang kuat.

    Karena kegunaannya, toki dianggap sebagai simbol kekuatan, kekuasaan, otoritas, dan karakter yang baik. Selain itu, toki juga dapat digunakan untuk mewakili tekad, fokus, dan kontrol.

    Manaia (The Guardian)

    Bagi orang Maori, manaia adalah penjaga spiritual dengan kekuatan supranatural. Menurut mereka, makhluk mitos ini adalah pembawa pesan antara dunia fana atau duniawi dan dunia roh. Mereka juga percaya bahwa manaia dapat melindungi mereka dari kejahatan. Terakhir, Maori juga percaya bahwa manaia seperti burung yang mengawasi dan membimbing roh seseorang ke tempat yang ditakdirkan untuk dituju.

    Simbol manaia diukir dengan kepala burung, tubuh manusia, dan ekor ikan, sehingga melambangkan keseimbangan antara langit, daratan, dan air. Selain itu, manaia juga sering digambarkan dengan tiga jari, yang melambangkan kelahiran, kehidupan, dan kematian. Dalam beberapa kasus, jari keempat ditambahkan untuk mewakili kehidupan setelah kematian.

    Tiki (Orang Pertama)

    Tiki adalah simbol kuno dengan beberapa legenda yang mengelilingi maknanya. Menurut salah satu mitos, Tiki adalah manusia pertama di bumi, dan dia berasal dari bintang-bintang. Selain itu, dia sering digambarkan dengan kaki berselaput, yang menunjukkan hubungan yang kuat dengan makhluk laut.

    Tiki dianggap sebagai guru dari segala sesuatu Dengan demikian, orang yang memakai simbol ini dipandang sebagai seseorang yang memiliki kesetiaan, pengetahuan, kejernihan pikiran, dan kekuatan karakter yang besar.

    Selain itu, tiki juga dianggap sebagai simbol kesuburan, ada juga yang memakai kalung tiki karena dianggap sebagai jimat keberuntungan, dan yang terakhir, tiki juga digunakan sebagai tanda peringatan karena menghubungkan orang yang sudah meninggal dengan yang masih hidup.

    Matau (Kail Ikan)

    Matau atau kail ikan melambangkan kemakmuran. Bagi orang Maori, kail ikan adalah alat yang berharga karena mereka mengandalkan laut untuk bertahan hidup. Bahkan, sebagian besar makanan yang mereka makan berasal dari laut. Karena alasan ini, kail ikan digunakan untuk melambangkan kemakmuran atau kelimpahan, dan orang Maori menghubungkan kelimpahan tersebut dengan Tangaroa, dewa laut.

    Selain kemakmuran, matau juga melambangkan perjalanan yang aman. Alasannya adalah karena hubungannya yang kuat dengan Tangaroa. Dengan demikian, nelayan akan mengenakan simbol kail untuk memastikan perjalanan yang aman di atas laut. Selain itu, matau dianggap sebagai jimat keberuntungan. Terakhir, simbol ini juga mewakili tekad, kekuatan, kesuburan, dan kesehatan yang baik.

    Porowhita (Lingkaran)

    Porowhita, alias lingkaran atau cakram, melambangkan siklus alam dan kehidupan yang tidak pernah berakhir. Bagi orang Maori, simbol ini merupakan singkatan dari keyakinan mereka bahwa kehidupan tidak memiliki awal atau akhir. Selain itu, simbol ini juga melambangkan sifat siklus dari berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan, kesehatan, musim, dan energi.

    Selain makna tersebut, porowhita juga menceritakan bahwa planet-planet dan bintang-bintang memiliki pengetahuan tentang asal usul manusia. Ketika berhubungan dengan manusia, simbol ini menandakan bahwa pemakainya fokus, terpusat, dan hadir. Akhirnya, lingkaran sering digabungkan dengan simbol-simbol lain, seperti koru. Akibatnya, lingkaran kehidupan dikaitkan dengan awal yang baru.

    Papahu (Lumba-lumba)

    Orang Maori sangat menghormati makhluk laut, terutama lumba-lumba dan paus. Alasannya adalah karena kepercayaan mereka bahwa lumba-lumba membantu mereka menavigasi Samudra Pasifik Selatan selama Migrasi Besar. Karena alasan ini, lumba-lumba dianggap sebagai penjaga para pelancong. Dengan demikian, papahu digunakan sebagai simbol perlindungan. Selain itu, ia juga dapat melambangkan persahabatan, keceriaan, danharmoni.

    Roimata (Tetesan Air Mata)

    Rimata juga dikenal sebagai batu kenyamanan Menurut legenda Maori, simbol ini mewakili air mata yang dihasilkan oleh burung albatros ketika mereka menangis. Untuk alasan ini, roimata melambangkan kesedihan. Biasanya, diberikan untuk mengekspresikan dukungan Anda dan untuk mengakui kesedihan atau kehilangan seseorang. Selain itu, simbol ini juga dapat menunjukkan emosi bersama, penyembuhan, jaminan, empati, dan solidaritas.

    Patu dan Mere

    Patu adalah senjata Maori yang digunakan untuk memukul tubuh bagian atas lawan untuk melumpuhkannya. Biasanya, terbuat dari tulang ikan paus, kayu, atau batu. Untuk maknanya, simbol ini menandakan otoritas dan kekuasaan.

    A mere sama seperti patu, juga merupakan senjata Maori dengan bentuk yang menyerupai tetesan air mata besar. Perbedaan antara keduanya adalah bahwa mere terbuat dari batu hijau (giok). Selain itu, senjata ini dibawa oleh para pejuang yang memiliki kehormatan dan kekuatan yang besar. Saat ini, simbol ini digunakan untuk mewakili kemampuan seseorang untuk mengatasi kesulitan dan tantangan hidup.

    Pembungkusan

    Secara keseluruhan, simbol-simbol Maori sangat populer di seluruh dunia dan digunakan dalam berbagai karya seni, termasuk tato dan perhiasan. Alasannya bukan hanya karena penampilannya yang penuh teka-teki namun menarik. Ingat, orang-orang Maori menggunakan simbol-simbol ini untuk mencatat sejarah, kepercayaan, dan tradisi mereka, dan karenanya mereka dapat menambahkan makna pada karya seni karena pesan tersembunyi mereka.

    Stephen Reese adalah seorang sejarawan yang berspesialisasi dalam simbol dan mitologi. Dia telah menulis beberapa buku tentang subjek tersebut, dan karyanya telah diterbitkan di jurnal dan majalah di seluruh dunia. Lahir dan besar di London, Stephen selalu menyukai sejarah. Sebagai seorang anak, dia akan menghabiskan waktu berjam-jam mempelajari teks-teks kuno dan menjelajahi reruntuhan tua. Ini membawanya untuk mengejar karir dalam penelitian sejarah. Ketertarikan Stephen pada simbol dan mitologi berasal dari keyakinannya bahwa itu adalah dasar dari budaya manusia. Ia percaya bahwa dengan memahami mitos dan legenda tersebut, kita dapat lebih memahami diri kita sendiri dan dunia kita.