Simbol Makara: Asal-usulnya dan Apa yang Direpresentasikannya

  • Bagikan Ini
Stephen Reese

    Di antara semua makhluk legendaris dalam tradisi Hindu dan Buddha, tidak ada yang muncul sesering Makara. Bagi para pelancong yang sering bepergian ke India, Nepal, Indonesia atau Sri Lanka, Makara adalah pemandangan yang tidak asing lagi yang menemani dewa-dewi dan kuil-kuil, yang berfungsi sebagai pelindung yang setia dan ganas.

    Dalam artikel ini, kita akan melakukan perjalanan keliling dunia untuk menjelajahi berbagai penggambaran yang berbeda dari Makara yang legendaris, dan apa makna dari masing-masing penggambaran ini.

    Makara: Makhluk Hibrida

    Makara pada ambang pintu di sebuah kuil di Kamboja

    Makara adalah makhluk hibrida, biasanya disamakan dengan seekor naga Makara mengambil bentuk umum buaya, hanya dengan fitur yang dipinjam dari campuran makhluk lain, baik terestrial maupun akuatik.

    Dalam ikonografi Hindu, Makara biasanya digambarkan dengan bagian depannya sebagai hewan darat: rusa, gajah, atau rusa jantan, dan bagian belakangnya sebagai hewan air yang mungkin berupa anjing laut atau ikan, meskipun kadang-kadang ekor ular dan burung merak juga melengkapi tampilan Makara.

    Penggambaran yang agak kaya dari hewan hibrida ini berasal dari Tibet Buddha abad ke-18, di mana Makara perunggu memiliki rahang runcing buaya, sisik ikan, ekor merak, belalai gajah, gading babi hutan, dan mata monyet. Namun, tidak semua penggambaran Makara memiliki kemiripan umum dengan buaya. Di Sri Lanka, Makara lebih menyerupai naga daripada buaya .

    Dalam ilmu perbintangan, Makara digambarkan sebagai ikon setengah kambing, setengah ikan dari Capricorn, simbol gabungan tanah dan air. Ini dikenal sebagai Makara Rashi.

    Dalam beberapa representasi, Makara digambarkan dengan hewan simbolis lain, biasanya singa, ular, atau naga (ular) yang muncul dari mulutnya yang menganga atau ditelan oleh makhluk tersebut.

    Makara sebagai Andalan Kuil

    Tidak lagi mengherankan mengapa patung-patung mitos Makara hampir selalu ada di kuil-kuil Hindu dan Buddha, karena makhluk ini menyertai legenda hampir setiap dewa utama.

    Misalnya, pada zaman Veda ketika Indra dianggap sebagai Dewa Langit, dewa air Varuna diperkirakan telah menunggangi lautan di Makara, yang secara longgar disebut sebagai kendaraan monster air. Dewi sungai Gangga dan Narmada juga mengendarai makara sebagai kendaraan, seperti halnya dewa penghukum Varuda.

    Dewa-dewa Hindu kadang-kadang digambarkan mengenakan anting-anting berbentuk Makara yang disebut Makarakundalas. Si Penghancur Siwa, Pemelihara Wisnu, Dewi Ibu Chandi, dan Dewa Matahari Surya, semuanya mengenakan Makarakundala.

    Makara sebagai Pelindung Agung

    Di kebanyakan candi modern, Anda akan melihat Makara mengapit sudut-sudut candi untuk melayani tujuan yang agak praktis, yaitu untuk membentuk bagian dari sistem drainase air hujan.

    Namun, di kuil-kuil yang lebih kuno terutama di Indonesia, ada alasan simbolis untuk kehadiran penjaga Makara di gerbang dan di jalan masuk ke ruang tahta dan daerah suci lainnya. Ini adalah simbol dari tugas spiritual Makara sebagai pelindung para dewa. Anda bahkan dapat menemukannya di stupa Sanchi, sebuah situs warisan dunia.

    Simbolisme Makara

    Selain menjadi pelindung yang hebat, Makara juga mewakili pengetahuan , takdir dan kemakmuran .

    Pertama, buaya biasanya mewakili kecerdasan Perhatikan bagaimana buaya, ketika terancam, tidak menyerang sekaligus. Mereka mengulur-ulur waktu, tidak bergerak selama beberapa menit, sampai target mereka cukup dekat untuk menyerang dengan cepat dan mulus. Muncul sebagai pasangan (seperti dalam anting-anting), mewakili dua jenis pengetahuan yang dianggap berharga oleh umat Buddha: kecerdasan (samkhya) dan kecerdasan intuitif atau meditatif.(yoga).

    Hal penting lainnya yang dilakukan buaya adalah mereka meninggalkan telur-telur mereka setelah lahir. Sangat jarang terjadi bahwa mereka kembali untuk merawat dan membesarkan anak-anak mereka. Ini berarti Makaras melambangkan takdir dan swasembada karena buaya dibiarkan berenang dan mencari tahu seluruh hidup mereka hanya dengan alam, dan naluri mereka sendiri, untuk membimbing mereka.

    Akhirnya, ada satu penggambaran Makara di mana Lakshmi, dewa yang diasosiasikan dengan keberuntungan, terlihat duduk di atas teratai, menarik lidah Makara yang berbentuk gajah. Ini menggambarkan citra Lakshmi sebagai dewa kemakmuran, kesejahteraan, dan kekayaan. Makara dalam citra ini mewakili keadaan kekacauan yang perlu dan tidak dapat dihindari sebelum kemakmuran bisa muncul.

    Pembungkusan

    Lain kali Anda mengunjungi kuil Hindu atau Buddha, pastikan Anda melihat Makara, Pelindung Agung. Digambarkan dalam postur dan tindakan yang menarik dan menggelitik, Makara adalah salah satu makhluk legendaris paling penting di dunia Asia.

    Postingan sebelumnya Paris - Pangeran Troy
    Postingan berikutnya Bendera Kanada - Apa Artinya?

    Stephen Reese adalah seorang sejarawan yang berspesialisasi dalam simbol dan mitologi. Dia telah menulis beberapa buku tentang subjek tersebut, dan karyanya telah diterbitkan di jurnal dan majalah di seluruh dunia. Lahir dan besar di London, Stephen selalu menyukai sejarah. Sebagai seorang anak, dia akan menghabiskan waktu berjam-jam mempelajari teks-teks kuno dan menjelajahi reruntuhan tua. Ini membawanya untuk mengejar karir dalam penelitian sejarah. Ketertarikan Stephen pada simbol dan mitologi berasal dari keyakinannya bahwa itu adalah dasar dari budaya manusia. Ia percaya bahwa dengan memahami mitos dan legenda tersebut, kita dapat lebih memahami diri kita sendiri dan dunia kita.