Mengapa Ranting Zaitun adalah Simbol Perdamaian?

  • Bagikan Ini
Stephen Reese

    Salah satu yang paling bertahan lama simbol untuk perdamaian Cabang zaitun telah digunakan oleh berbagai budaya, agama, gerakan politik, dan individu untuk mengkomunikasikan keharmonisan dan rekonsiliasi. Seperti banyak lambang tradisional lainnya, asosiasi ini memiliki akar yang kuno, dan sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Berikut ini adalah pandangan lebih dekat pada simbol cabang zaitun.

    Yunani dan Romawi Kuno

    Asal-usul cabang zaitun sebagai simbol perdamaian dapat ditelusuri kembali ke Yunani kuno. Dalam mitologi Yunani, Poseidon dewa laut, mengklaim kepemilikan wilayah Attica, memukul trisulanya ke tanah dan menciptakan mata air asin. Namun, Athena, dewi kebijaksanaan menantang dia dengan menanam pohon zaitun di wilayah itu, yang akan menyediakan makanan, minyak, dan kayu bagi warga.

    Pengadilan para dewa dan dewi turun tangan, dan memutuskan bahwa Athena memiliki hak yang lebih baik atas tanah itu karena dia telah memberikan hadiah yang lebih baik. Dia menjadi dewi pelindung Attica, yang berganti nama menjadi Athena untuk menghormatinya, dan pohon zaitun kemudian menjadi simbol perdamaian.

    Bangsa Romawi juga mengadopsi cabang zaitun sebagai simbol perdamaian. Ada catatan tentang jenderal-jenderal Romawi yang memegang cabang zaitun untuk memohon perdamaian setelah dikalahkan dalam perang. Motif ini juga dapat dilihat pada koin-koin Kekaisaran Romawi. Dalam karya Virgil Aeneid dewi perdamaian Yunani Eirene sering digambarkan memegangnya.

    Yudaisme dan Kekristenan Awal

    Salah satu penyebutan tertua tentang ranting zaitun sebagai simbol perdamaian dapat ditemukan di dalam Alkitab, dalam Kitab Kejadian, dalam kisah Air Bah Besar. Oleh karena itu, ketika burung merpati dikirim keluar dari bahtera Nuh, burung merpati itu kembali dengan ranting zaitun di paruhnya, yang menunjukkan bahwa air banjir telah surut, dan Tuhan telah berdamai dengan umat manusia.

    Pada abad ke-5, burung merpati dengan ranting zaitun menjadi Simbol Kristen perdamaian, dan simbol itu digambarkan dalam seni Kristen awal dan naskah-naskah Abad Pertengahan.

    Pada abad ke-16 dan 17

    Selama periode Renaisans dan Barok, menjadi mode bagi para seniman dan penyair untuk menggunakan cabang zaitun sebagai simbol perdamaian. Sala dei Cento Giorni Giorgio Vasari, sebuah galeri besar yang dilukis dengan lukisan dinding di Roma, menyebut perdamaian sebagai memiliki ranting zaitun di tangan.

    Motif ini juga ditampilkan dalam Kamar Abraham (1548) lukisan religius yang menggambarkan sosok wanita yang membawa ranting zaitun, di Arezzo, Italia, serta di Ruang makan Monteoliveto (1545) di Napoli, dan Perdamaian dengan membawa Ranting Zaitun (1545) di Wina, Austria.

    Simbol Ranting Zaitun di Zaman Modern

    Sumber

    Simbol cabang zaitun juga memiliki makna politis selama gerakan kemerdekaan Amerika. Pada tahun 1775, Kongres Kontinental Amerika mengadopsi Petisi Cabang Zaitun sebagai rekonsiliasi antara koloni dan Britania Raya, dan menginginkan pemisahan damai dari Britania Raya

    Dirancang pada tahun 1776, Segel Besar Amerika Serikat menampilkan seekor elang yang menggenggam cabang zaitun di cakar kanannya. Selain itu, bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa juga menampilkan cabang zaitun untuk menandakan komitmennya terhadap pemeliharaan perdamaian. Simbol ini juga dapat dilihat pada koin, lambang, tambalan dan lencana polisi di seluruh dunia.

    Cabang Zaitun dalam Perhiasan

    Ranting zaitun adalah simbol yang indah dan elegan, menjadikannya motif yang ideal dalam desain perhiasan dan fashion.

    Desainnya dapat diadaptasi dan ditata, memberikan para perancang perhiasan pilihan yang tak terbatas, dan simbolisme cabang zaitun menjadikannya hadiah yang cocok pada banyak kesempatan untuk teman dan orang yang dicintai.

    Hadiah yang menampilkan cabang zaitun melambangkan kedamaian dengan diri sendiri, ketenangan, relaksasi, kepercayaan diri, dan kekuatan. Ini adalah pilihan yang sangat baik untuk seseorang yang sedang mengalami masa-masa sulit, atau bagi mereka yang memulai babak baru dalam hidup mereka, sebagai pengingat untuk menjaga rasa damai setiap saat.

    Tato ranting zaitun juga merupakan cara populer untuk menjaga simbol ini tetap dekat. Ini biasanya anggun dan elegan, melambangkan kedamaian batin. Ketika dikombinasikan dengan seekor merpati simbol ini memiliki makna yang lebih religius.

    Secara Singkat

    Saat ini, ranting zaitun sebagai simbol perdamaian digunakan secara luas untuk menyatukan banyak orang, kepercayaan, dan nilai yang berbeda. Begitu populernya simbol ini sehingga telah memasuki leksikon bahasa Inggris, dengan frasa mengulurkan ranting zaitun digunakan untuk menunjukkan upaya damai untuk menyelesaikan konflik.

    Stephen Reese adalah seorang sejarawan yang berspesialisasi dalam simbol dan mitologi. Dia telah menulis beberapa buku tentang subjek tersebut, dan karyanya telah diterbitkan di jurnal dan majalah di seluruh dunia. Lahir dan besar di London, Stephen selalu menyukai sejarah. Sebagai seorang anak, dia akan menghabiskan waktu berjam-jam mempelajari teks-teks kuno dan menjelajahi reruntuhan tua. Ini membawanya untuk mengejar karir dalam penelitian sejarah. Ketertarikan Stephen pada simbol dan mitologi berasal dari keyakinannya bahwa itu adalah dasar dari budaya manusia. Ia percaya bahwa dengan memahami mitos dan legenda tersebut, kita dapat lebih memahami diri kita sendiri dan dunia kita.