Bellona - Dewi Perang Romawi

  • Bagikan Ini
Stephen Reese

    Dewa-dewi perang telah menjadi aspek penting dari hampir setiap peradaban dan mitologi kuno. Tidak terkecuali Roma. Mengingat Kekaisaran Romawi terkenal dengan banyak perang dan invasi yang terjadi selama sejarahnya, tidak mengherankan jika dewa-dewi dan dewi-dewi yang terkait dengan perang dan konflik dihormati, dihargai, dan dipuji. Bellona adalah salah satu dewa tersebut, dewi perang dan dewi perang.pendamping Mars. Berikut ini adalah pandangan yang lebih dekat.

    Siapa Bellona?

    Bellona adalah dewi Sabine kuno dengan asosiasi dengan Nerio, yang merupakan istri Mars. Dia juga diidentikkan dengan Enyo dewi perang Yunani.

    Orang tua Bellona diyakini sebagai Jupiter dan Jove. Perannya sebagai pendamping Mars bervariasi; tergantung mitosnya, dia adalah istri, saudara perempuan, atau anak perempuannya. Bellona adalah dewi perang, penaklukan, kehancuran, dan pertumpahan darah Romawi. Dia juga memiliki hubungan dengan dewi perang Kapadokia, Ma.

    Peran dalam Mitologi Romawi

    Bangsa Romawi percaya bahwa Bellona dapat memberikan mereka perlindungan dalam perang dan memastikan kemenangan mereka. Karena kepercayaan ini, dia adalah dewa yang selalu hadir dalam doa-doa dan tangisan perang para prajurit. Dalam banyak kasus, Bellona dipanggil untuk menemani para prajurit dalam perang. Karena pentingnya perang dan penaklukan di Kekaisaran Romawi, Bellona memiliki peran aktif sepanjang sejarah Roma.mendukung Bellona berarti memiliki hasil yang baik dalam perang.

    Penggambaran Bellona

    Tampaknya tidak ada penggambaran Bellona yang bertahan dari zaman Romawi. Namun, pada abad-abad berikutnya, dia diabadikan dalam banyak karya seni Eropa, termasuk lukisan dan patung. Dia juga merupakan tokoh populer dalam sastra, muncul dalam drama Shakespeare seperti Henry IV dan Macbeth ( di mana Macbeth dipuji karena menjadi Mempelai pria Bellona , mengacu pada keahliannya di medan perang).

    Dalam sebagian besar penggambaran visualnya, Bellona muncul dengan helm berbulu dan berbagai senjata. Tergantung pada mitosnya, dia membawa pedang, perisai, atau tombak dan mengendarai kereta perang ke dalam pertempuran. Dalam deskripsinya, dia adalah seorang wanita muda yang aktif yang selalu memerintah, berteriak, dan memberikan perintah perang. Menurut Virgil, dia membawa cambuk atau cambuk yang tercemar darah. Simbol-simbol ini menunjukkankeganasan dan kekuatan Bellona sebagai dewi perang.

    Ibadah dan Tradisi yang Berkaitan dengan Bellona

    Bellona memiliki beberapa kuil di Kekaisaran Romawi. Namun, tempat pemujaan utamanya adalah kuil di Kampus Martius Romawi. Wilayah ini berada di luar Pomerium, dan memiliki status ekstrateritorial. Karena status ini, para duta besar asing yang tidak bisa masuk ke kota tinggal di sana. Senat Kekaisaran Romawi bertemu dengan para duta besar dan menyambut jenderal-jenderal yang menang di kompleks ini.

    Di sebelah kuil, ada kolom perang yang memainkan peran mendasar dalam perang. Kolom ini mewakili tanah asing, sehingga merupakan tempat di mana orang Romawi menyatakan perang. Orang Romawi menggunakan kompleks Bellona untuk melancarkan kampanye mereka melawan negara-negara yang jauh. Salah satu pendeta diplomasi, yang dikenal sebagai fetiales Ketika praktik ini berkembang, mereka melemparkan lembing di atas kolom untuk melambangkan serangan pertama terhadap musuh. Ketika praktik ini berkembang, mereka melemparkan senjata langsung ke wilayah yang akan diserang, menandai awal perang.

    Para pendeta Bellona adalah Bellonarii, dan salah satu ritual pemujaan mereka termasuk memutilasi anggota tubuh mereka. Setelah itu, para pendeta mengumpulkan darah untuk diminum atau dipersembahkan kepada Bellona. Ritual ini berlangsung pada tanggal 24 Maret dan dikenal sebagai dies sanguinis Ritual-ritual ini mirip dengan yang dipersembahkan kepada Cybele Selain itu, Bellona juga memiliki festival lain pada tanggal 3 Juni.

    Secara Singkat

    Mitos Bellona mempengaruhi tradisi bangsa Romawi mengenai perang. Bellona memiliki asosiasi tidak hanya dengan konflik, tetapi juga dengan penaklukan dan mengalahkan musuh. Dia tetap menjadi dewa yang disembah karena perannya yang mendasar dalam perang melawan negara asing.

    Stephen Reese adalah seorang sejarawan yang berspesialisasi dalam simbol dan mitologi. Dia telah menulis beberapa buku tentang subjek tersebut, dan karyanya telah diterbitkan di jurnal dan majalah di seluruh dunia. Lahir dan besar di London, Stephen selalu menyukai sejarah. Sebagai seorang anak, dia akan menghabiskan waktu berjam-jam mempelajari teks-teks kuno dan menjelajahi reruntuhan tua. Ini membawanya untuk mengejar karir dalam penelitian sejarah. Ketertarikan Stephen pada simbol dan mitologi berasal dari keyakinannya bahwa itu adalah dasar dari budaya manusia. Ia percaya bahwa dengan memahami mitos dan legenda tersebut, kita dapat lebih memahami diri kita sendiri dan dunia kita.