Acis - Mitologi Yunani

  • Bagikan Ini
Stephen Reese

Acis adalah karakter minor dalam mitologi Yunani, yang disebutkan dalam tulisan-tulisan Ovid. Dia paling dikenal sebagai kekasih dari Nereid Galatea dan muncul dalam mitos populer Acis dan Galatea. Inilah kisahnya.

Kisah Acis dan Galatea

Acis adalah seorang fana dan putra Faunus dan Symaethus, seorang nimfa sungai. Ia tinggal di Sisilia dan bekerja sebagai gembala. Dikenal karena kecantikannya, ia menarik perhatian Galatea, salah satu dari lima puluh orang yang menjadi raja. Nereids Keduanya saling jatuh cinta dan menghabiskan banyak waktu bersama di Sisilia.

Namun, Polyphemus, seorang cyclop dan putra Poseidon, juga jatuh cinta pada Galatea dan cemburu pada Acis, yang dianggapnya sebagai saingannya.

Polyphemus merencanakan untuk membunuh Acis dan akhirnya mendapatkan ide. Dikenal karena kekuatannya yang kasar, Polyphemus mengangkat batu besar dan melemparkannya ke Acis, menghancurkannya di bawahnya. Acis tewas seketika.

Galatea berduka untuk Acis dan memutuskan untuk membuat peringatan abadi untuknya. Dari darah Acis yang mengalir, dia menciptakan Sungai Acis, yang mengalir dari dasar Gunung Etna. Saat ini, sungai tersebut dikenal sebagai Jaci.

Signifikansi Acis

Meskipun kisah ini populer, namun hanya disebutkan dalam satu sumber - dalam Buku XIV karya Ovid Metamorfosis Karena hal ini, beberapa sarjana percaya bahwa ini adalah penemuan Ovid daripada cerita dari mitologi Yunani.

Bagaimanapun, subjek Acis dan Galatea menjadi sangat populer selama Renaissance dan digambarkan dalam beberapa karya seni visual dan sastra. Meskipun ada beberapa lukisan dan patung Galatea sendirian, Acis biasanya digambarkan bersama dengan Galatea, baik sedang berpacaran, sekarat atau mati.

Acis sendiri tidak terkenal atau penting. Dia hanya dikenal dalam konteks cerita ini.

Stephen Reese adalah seorang sejarawan yang berspesialisasi dalam simbol dan mitologi. Dia telah menulis beberapa buku tentang subjek tersebut, dan karyanya telah diterbitkan di jurnal dan majalah di seluruh dunia. Lahir dan besar di London, Stephen selalu menyukai sejarah. Sebagai seorang anak, dia akan menghabiskan waktu berjam-jam mempelajari teks-teks kuno dan menjelajahi reruntuhan tua. Ini membawanya untuk mengejar karir dalam penelitian sejarah. Ketertarikan Stephen pada simbol dan mitologi berasal dari keyakinannya bahwa itu adalah dasar dari budaya manusia. Ia percaya bahwa dengan memahami mitos dan legenda tersebut, kita dapat lebih memahami diri kita sendiri dan dunia kita.